Arsip Tag: #indonesia

Menyeimbangkan Kemelekatan

 

tumblr_muz13pahTX1slg27fo1_250
tumblr.com

Manusia dan alam semesta adalah sesuatu hal yang tidak bisa dipisahkan, jika alam semesta ini tidak ada maka begitu pula dengan manusia. Untuk itu manusia sangatlah bergantung dengan alam semesta. Manusia bergantung dengan makanan, minuman, air, udara, tanah, sinar matahari juga hal-hal yang kadang tidak dipedulikan sebelumnya. Sayangnya, manusia saat ini cenderung tidak bisa menjaga alamnya padahal bumi yang saat ini ditempatinya adalah tempat beraktivitas selama hidup. Jika manusia terus menerus merusak alam seperti membuang sampah sembarangan hingga menyebabkan kebanjiran, membakar hutan-hutan untuk kepentingan penguasa yang ingin menjadikan kawasan mall bencana akan bermunculan. Hal-hal seperti ini adalah hasil perbuatan manusia sendiri, tetapi ada beberapa kelompok yang mengatakan ketika bencana datang itu adalah salah satu jenis “kemarahan Tuhan”.

Lagi-lagi manusia dibodohi oleh kalimat yang sebenarnya mereka tidak mengerti. Mereka berpikir jika Tuhan adalah sosok yang sama sifatnya seperti manusia yaitu ketika dikecewakan maka dia akan membalas dengan sikap yang jauh tidak baik. Saya pikir pemikiran kemarahan Tuhan yang dituangkan melalui bencana alam adalah salah satu bentuk ajaran pembodohan atas ketidak-tahuan masyarakat. Sebagai manusia seharusnya bisa menjaga tempat tinggal sebaik-baiknya untuk generasi selanjutnya. Sejatinya manusia dan alam adalah hal yang saling terikat satu sama lain. Manusia memang selalu mudah terikat tidak hanya dengan alam tetapi mereka pun terikat antara manusia dengan manusia lainnya.

Timbulnya keterikatan kadang membuat penderitaan, semakin kita terikat akan suatu hal maka akan semakin menderita-lah kita. Salah satu contohnya adalah masyarakat Indonesia terikat dengan nasi, ketika mereka memakan lauk-pauk tidak menggunakan nasi maka hal tersebut tidak bisa dikatakan mereka sudah makan dan merasakan kenyang. Hal yang begitu mudah membuat manusia rapuh adalah ketika mereka terikat dengan manusia lainnya. Contoh yang sangat mudah yaitu sepasang sekasih yang sedang jatuh cinta.

“Jika jatuh cinta itu buta, berdua kita akan tersesat, saling mencari di dalam gelap. Kedua mata kita gelap-lalu kita gelap-hati kita gelap-lalu hati kita gelap.”- ERK

Salah satu petikan lagu Efek Rumah Kaca yang berjudul Jatuh Cinta Itu Biasa Saja menurut saya adalah sebuah lirik yang pas untuk generasi muda saat ini yang cenderung berlebihan ketika mendapatkan sensasi jatuh cinta. Lewat lagunya ERK mengajak para generasi muda untuk tidak selalu menggebu ketika jatuh cinta karena hal-hal seperti itu bisa dibentuk menjadi sebuah hal yang biasa. Ketika dua insan sedang jatuh cinta, mereka bisa belajar tidak hanya proses jatuh cintanya saja yang dinikmati tetapi mereka bisa belajar untuk saling menghidupi jiwa satu sama lain. Menghidupi kepekaan untuk membangkitkan hal-hal yang harus diperbaiki di dalam diri maupun lingkungan sekitar. Menghidupi supaya cahaya dalam hati yang redup menjadi bersinar dan menjadi pelita bagi kehidupan.

Anak muda yang sedang merasakan jatuh cinta memang indah rasanya, tetapi mereka harus belajar keseimbangan ketika merasakan rasa jatuh cinta. Untuk bisa mengontrol rasa-rasa yang begitu meledak dalam diri memang tidak mudah, tetapi hal ini sangat diperlukan untuk terhindar dari rasa kecewa. Jika kelompok agama melarang pacaran karena berdosa dan dilarang oleh Tuhannya, untuk saya pacaran itu bukanlah hal yang buruk. Pacaran hanya sebuah istilah yang sama artinya dengan “belajar memahami karakter seseorang lebih dalam”. Istilah pacaran atau belajar memahami ini telah salah digunakan oleh masyarakat. Pacaran telah dibingkai sebagai perilaku yang penuh maksiat, dosa dan merusak moral, padahal jika setiap orang merubah bingkai tersebut proses saling memahami ini bisa menjadi sangat indah dan positif.  Mereka bisa saling belajar saling menghargai dan mengasihi.

Konsep pacaran jaman edan adalah ketika setiap insan saling melekat satu sama lain dan tidak lagi di ikuti oleh logika. Mereka cenderung mengikuti ego sebagai manusia, yaitu INGIN MEMILIKI. Setiap manusia memiliki rasa “ingin memiliki” tetapi ketika rasa ingin memiliki itu begitu kuat mereka akan melakukan apapun untuk mencapai keinginannya. Penguasa yang ingin memiliki kekayaan Indonesia akan melakukan berbagai cara untuk bisa menguasai negara ini, misalnya masuk dengan mengubah kebudayaan Indonesia dengan menanamkan kebudayaan negaranya. Seorang ibu yang merasa memiliki anaknya karena anak tersebut telah lahir dari dalam dirinya, maka rasa memiliki yang ditanamkan untuk anaknya begitu besar misalnya si anak harus tumbuh menjadi apa yang dirinya mau, tanpa memahami bagaimana karakter si anak yang sebenarnya.Maka si anak akan merasa tidak nyaman di rumah dan merasa dikekang.

Pernah dengar kan anak muda yang bunuh diri hanya karena putus cinta? Ya itu adalah salah satu jenis kemelekatan yang ekstrim. Ketika putus cinta seakan-akan dunia-nya hancur dan tidak akan ada lagi kebahagiaan yang didapatkan. Tidak setiap proses perpisahan adalah hal yang menyakitkan, dari proses terjatuh tersebut seharusnya bisa dijadikan bahan pembelajaran diri dan menjadikan diri menjadi jauh lebih kuat dan bijak untuk menghadapi segala sesuatu kedepannya.

Sebagai manusia kita memang tidak bisa menghakimi jika belajar memahami adalah hal yang buruk. Tetapi, kita harus membuka kesadaran bahwa setiap manusia harus bisa mencintai dirinya sendiri . Untuk itu manusia harus bisa belajar seimbang dalam setiap langkah yang diambil dalam hidupnya. Seorang bisku romo berkata pada saya:

“Sesuatu yang melekat pasti tidak nyaman apalagi ruang dan waktunya tidak tepat. Sebenarnya yang dibutuhkan manusia itu kedekatan bukan kemelekatan. Dekat belum tentu melekat. Melekat pun tidak harus pada yang dekat.Jika berjalan pun kaki kiri dan kanan selalu ada jarak. Bayangkan jika kedua kaki ini berjarak terlalu dekat atau terlalu jauh, pasti tidak nyaman melangkahnya.” ujar Satria Arya

Banyak manusia yang sudah cocok dengan pasangannya tetapi ketika mereka dikecewakan karena perbuatan pasangannya tidak sesuai apa yang di inginkan maka penderitaan yang didapatkan. Untuk itu, konsep saling memahami karakter seseorang lebih dalam bisa dicoba  dengan aturan tidak perlu melekat tetapi cukup dekat dan dibuat menjadi seimbang. Ketika kita dekat dengan seseorang bukan berarti seseorang tersebut harus selalu menjadi apa yang kita inginkan. Setiap orang memiliki tujuan dalam hidupnya dan tentunya sebagai salah seorang yang paling dekat dengan pasangan sebaiknya kita saling menghargai tujuan satu sama lain tanpa membebaninya.

“Kita tidak bisa menolak akan turunya hujan. Tapi kita punya pilihan mau kehujanan atau hujan-hujanan. Payung dan jas hujan sudah tersedia. Begitu pula dengan suka ataupun duka yang jika itu milik kita akan datang pada kita. Masalah kita ingin terus duka atau ingin terus suka tentu pilihan kita. Tapi saya punya keyakinan suka dan duka tidak akan bisa bertahan lama. Sebagai manusia untuk bisa mengimbangi antara suka dan duka itu sudah lebih baik. ” ujar Satria Arya

Belajar menajdi seimbang memang bukanlah hal yang mudah, perlu kesabaran dan komitmen yang kuat untuk menjalaninya. Untuk itu kita sebagai manusia bisa belajar untuk tidak selalu membuntuti pasangan kita, setiap pasangan kita bisa belajar mengenal satu sama lain dan menebarkan kebaikan tanpa adanya tuntutan apapun. Biarkan alam membawa perjalanan yang indah ini menjadi sebuah dongeng yang menarik untuk dibaca. Walaupun setiap pasangan menginginkan setiap proses itu menjadi sebuah tujuan yang lebih sakral tetapi dengan mencoba belajar seimbang jika ditengah perjalanan terjadi hal yang tidak diinginkan maka kekecewaan tidak akan berlama-lama singgah di dalam pikiran kita. Karena kita paham bahwa segala suatu hal memang tidak bisa dipaksakan dan tentunya perjalanan yang dianggap menyakitkan akan membawa kita ke jalan yang lebih baik dan hal ini terjadi untuk alasan yang baik.

So, Find your balance!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kepercayaan Diri Adalah Kunci

tumblr_lz769ao6yL1qeu1hbo1_500
tumblr.com

Ditulis Oleh : Putri Puspita N

Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar yang kaya akan segalanya, dimulai dari pulau, suku, budaya, ras, agama, serta kekayaan alamnya yang berlimpah. Sayangnya, bangsa ini tidak sadar akan kemegahan yang dimilikinya, mereka tidak percaya akan kehebatan bangsanya sendiri sehingga yang terjadi adalah mudahnya bangsa lain untuk memecah belah dan mengontrol bangsa ini.

Sama hal nya dengan manusia, saat ini banyak manusia yang tidak mengerti untuk apa mereka dilahirkan di bumi, mereka tidak benar-benar mencari tahu akan keinginan dalam dirinya sehingga apa kata nuraninya terabaikan dan masuklah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan memberikan sistem yang tidak sesuai dengan hati nurani. Manusia dibentuk oleh lingkungannya, ketika seseorang tumbuh di lingkungan tentara, kemungkinan yang sangat kecil dia akan menjadi seorang penyanyi. Ketika seseorang tumbuh di lingkungan yang religius, maka seseorang tersebut akan selalu mengaitkan setiap hal yang terjadi di kehidupannya dengan keyakinan-keyakinan religiusnya.

Lantas apakah salah? tentu tidak. Sesungguhnya tidak ada yang salah, benar-benar salah, benar, paling benar atau mutlak kebenaran. Kebenaran sejatinya dibentuk oleh manusia itu sendiri, kebenaran dibentuk oleh lingkungan. Setiap sesuatu yang dirasa benar oleh satu lingkungan, tidak akan dibenarkan oleh lingkungan lain. Untuk itu mengapa banyak orang yang saling membenci, memaki dan timbul peperangan karena kebenaran? Bukankah itu hal yang begitu lucu ketika melihat seorang manusia dan manusia lainnya saling memaki karena perbedaan dan mengikat rapat-rapat jika kebenaran yang diyakini harus diyakini pula oleh setiap orang?

Setiap manusia memiliki hak untuk meyakini apa yang dipercaya, tetapi perilaku mengelompokkan segala sesuatu dan menarik setiap orang untuk mengikuti kelompoknya dalam jumlah yang cukup besar, tentu perlu dipertanyakan.Inilah politik. Manusia yang serakah dan ingin berkuasa tentu tidak akan bisa berkuasa sendirian tanpa pengikut yang banyak. Untuk itu sebagai bangsa yang kaya, kita harus bisa membuka logika supaya tidak mudah untuk dibodohi atas ketidak-tahuan.

Ego Manusia dan Jiwa

Manusia memiliki ego yang begitu besar dari rasa ingin memiliki, ingin menjadi pemimpin, ingin menjadi yang paling dari yang paling. Untuk memenuhi segala ke-ego-an yang dimilikinya tentunya manusia ingin membuktikan jika mereka bisa menjadi apa yang lingkungannya dapatkan. Ketika mereka bisa mencapai titik diakui akan keunggulan yang didapatkan oleh lingkungan maka disana akan mencapai kepuasan, nantinya mereka akan mendapatkan keinginan dari lingkungan yang baru sehingga dengan segala cara mereka berusaha ingin menjadi apa yang lingkungannya inginkan, begitu seterusnya kepuasan itu tidak akan pernah habis.

Secara tidak sadar manusia seperti itu sudah dikontrol oleh lingkungannya, begitu ironi ketika melihat manusia-manusia menjadi semakin serakah dan haus akan kekuasaan tanpa memperdulikan kemauan jiwanya. Manusia yang mudah dkontrol oleh lingkungannya adalah manusia yang tidak percaya akan dirinya sendiri. Mereka akan mudah di-remote dari kejauhan oleh seseorang. Ketika mereka ingin mengikuti apa kata hati nuraninya yang tidak sejalan dengan lingkungan maka akan timbul tekanan. Lihat saja bangsa ini. Bangsa Indonesia yang begitu kaya karena tidak percaya akan kekuatan bangsanya maka dengan mduah bangsa lain me-remote dari kejauhan.

Dimulai dari penggunaan bahasa, cara berpakaian, juga cara pemikiran bangsa ini sudah mulai di-remote oleh bangsa lain yang ingin menguasai Indonesia. Bersahabatlah dengan ilmu pengetahuan, niscaya pemikiran pun akan dibukakan melalui semesta juga Yang Maha Rahasia.

 

 

Diskriminasi LGBT

shutterstock_32218075-640x426
guelphpride.com

Ditulis Oleh : Putri Puspita N

Di belahan negara-negara lain Lesbian-Gay-Bisexual-Transgender (LGBT) saat ini sedang memperjuangkan hak-hak nya untuk bisa diterima oleh lingkungan. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Melihat LGBT di Indonesia memang bukan hal yang asing lagi walaupun keberadaan mereka mendapat kecaman di lingkungannya karena dianggap telah menyalahi kodrat dan entah mengapa banyak warga yang membenci keberadaan mereka. Entah dasar apa, saat ini warga Indonesia lebih mudah untuk membenci daripada memahami. Lebih mudah untuk mencaci daripada berkaca pada diri sendiri. Lebih senang menebarkan kemarahan dan emosi daripada menciptakan kedamaian. Padahal negara ini adalah negara yang berbudi dan sudah menjadi budaya jika masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang berbudaya dan ber-etika.

Polemik LGBT menjadi persoalan yang serius di negeri ini bahkan Mentri Riset Teknologi dan Pendidikan (Menristek) menyebutkan dalam akun twitternya

10. Larangan sy terhadap LGBT masuk kampus apabila mreka mlakukan tindakan yg kurang terpuji seperti bercinta, atau pamer kemesraan dkampus.— Mohamad Nasir (@menristekdikti) January 24, 2016

Isi twitter ini memang agak sedikit geli, lalu apakah untuk non LGBT mereka boleh pamer kemesraan dan bercinta di kampus? hehe. Sudah jelas jika kampus adalah tempat proses mencari ilmu dan bersosialisasi dengan teman-teman dan saat ini bagi non LGBT pun tidak akan ada yang akan bercinta di kampus apalagi hingga ditonton oleh banyak orang. Bangsa ini ber-etika dan memiliki norma dan hal ini sudah tertanam di dalam jiwa bangsa karena budaya yang dimiliki sangatlah kuat. Untuk itu jangan samakan Indonesia dengan negara lain.

Menteri Nasir juga menyebutkan bahwa LGBT tidak diperbolehkan masuk kampus karena merusak moral. Bukankah sudah menjadi Hak Asasi Manusia bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan sama tanpa dibedakan SARA? Entah kenapa Indonesia saat ini menanamkan nilai-nilai “rasis” untuk warganya sendiri. Kebencian ditanam sejak dini sehingga yang timbul adalah bangsa ini tidak akan bisa berkembang karena tidak mampu menerima perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungan.

Negara yang memiliki tiang-tiang pemahaman nilai etika dan budaya yang mengajarkan untuk bersikap sopan santun seharusnya bisa melahirkan anak-anak bangsa yang dewasa dan mampu berdiri sendiri tanpa terpengaruh budaya lain. Ironinya, saat ini Indonesia sadar atau tidak sedang dipengaruhi oleh negara lain supaya budaya negara tersebut bisa masuk dan meracuni pikiran anak bangsa. Jika bangsa ini dewasa dan mampu menerima perbedaan, saya pikir jika mereka non LGBT tidak akan mudah untuk menjadi LGBT hanya karena proses “ikut-ikutan biar keren” karena bangsa ini sudah memiliki tiang yang kuat.

Ironinya bangsa Indonesia saat ini lebih memperdulikan hal-hal yang bersifat fisik yang baik tetapi buruk dalamnya, daripada menerima ide baru yang berbeda dengan lingkungan tetapi baik untuk kedamaian dan kenyamanan toleransi bangsa ini.

Saya pikir para LGBT di Indonesia pun sama hal-nya seperti pasangan normal lainnya, mereka tentu tidak akan berciuman atau doing sex di depan banyak orang. Karena bangsa ini saya tegaskan kembali memiliki ETIKA! Malahan, yang pacaran normal tidak jarang pamer kemesraan depan umum bahkan membuat orang-orang disekitarnya merasa terganggu, lalu mengapa LGBT harus di diskriminasi?

Tentu saja hal ini bertentangan dengan nilai-nilai keyakinan agama mayoritas yang ada di negara ini. Agama yang dahulu berisi nilai-nilai kebaikan kini berubah menjadi sebuah dogma yang begitu kuat, mengikat dan anti toleransi. Padahal telah disebutkan “Bagimu agamamu, bagiku agamaku.

Romo benny dalam acara talkshow di salah satu stasiun televisi menyebutkan jika di jaman dahulu Indonesia memiliki 1000 macam keyakinan yang berbeda hal ini di implementasikan dengan 1000 arca yang terdapat di candi prambanan dan saat itu bangsa Indonesia mampu hidup berdampingan tanpa kebencian. Tetapi saat ini nilai-nilai “bhineka tunggal ika” sudah tidak mampu lagi diterima sehingga ketika perbedaan muncul peperangan yang terjadi.

Seorang intelektual mampu berpikir dan mencipta yang baru.  Mereka harus bisa bebas di segala arus masyarakat yang kacau.” – Soe Hok Gie

 

 

Tetaplah Menjadi Indonesia

menjadi indonesia
tumblr.com

Selain kaya akan kekayaan alam dan budaya, Indonesia juga kaya akan perbedaan keyakinan. Bangsa Indonesia yang kaya dan katanya ingin menjadi sebuah negara yang maju ini sayangnya belum benar-benar bisa berdiri sendiri dan percaya akan kekayaan yang dimilikinya hingga akhirnya di jaman yang sudah maju ini Indonesia masih mudah dibodohi oleh para penguasa dari negara sendiri bahkan negara lain. Indonesia yang kaya akan budaya tentunya memiliki banyak perbedaan di setiap pulau-nya. Berbeda pulau berbeda pula budaya, agama dan cara berbicara. Perbedaan ini begitu indah karena setiap manusia sejatinya bisa belajar lebih banyak dari budaya yang  beragam ini. Sehingga muncul “Bhineka Tunggal Ika”

Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika yang berasal dari bahasa Jawa Kuna. Bhinneka artinya beraneka ragam,  sedangkan neka sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya aneka atau bermacam-macam. Tunggal artinya satu dan Ika itu adalah satu. Jadi Bhinneka tunggal ika adalah negara yang satu tetapi memiliki beraneka ragam perbedaan ras, suku, agama dan budaya dan bisa hidup berdampingan dengan menanamkan toleransi kepada setiap insan sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang penuh kedamaian tanpa peperangan.

Dari jaman nenek moyang, Indonesia sudah memiliki banyak sekali budaya yang berbeda dan hingga saat ini perbedaan yang beragam dan unik menjadi suatu keindahan tersendiri untuk Indonesia. Tetapi sayangnya, ada saja oknum-oknum yang tidak mau melihat Indonesia menjadi suatu bangsa yang besar sehingga mereka menciptakan sebuah perubahan kebudayaan hingga membuat perpecahan di tanah yang kaya raya ini.

Indonesia yang sudah jelas sebuah negara yang bertoleransi akan perbedaan kini menjadi negara yang tidak mampu menerima perbedaan. Salah satunya yang sedang gencar di tanamkan oleh bangsa lain yaitu “penanaman kebudayaan dan kepercayaan di Indonesia”. Indonesia saat ini tidak lagi saling menghargai sesamanya, ketika kepercayaan yang dimiliki berbeda maka ungkapan-ungkapan yang tidak sepantasnya diucapkan seperti “kafir, haram, tidak layak hidup di Bumi Tuhan”. Hal ini bisa disebut sebagai penjajahan yang dimulai melalui kebudayaan dan kepercayaan.

Agama di Indonesia

Indonesia tidak hanya memiliki satu kepercayaan. Indonesia bukanlah negara Kristen, Budha, Hindu, Yahudi, Islam atau kepercayaan lain yang belum pernah diketahui sebelumnya. Indonesia adalah kesatuan dari bermacam-macam kepercayaan yang ada. Tetapi, saat ini ada beberapa pihak yang ingin menjadikan Indonesia memiliki satu kepercayaan saja hanya karena kepercayaan tersebut adalah kepercayaan mayoritas yang dianut. Cara yang dilakukan oleh pihak tersebut juga sungguh ironi dimana mereka mulai merusak jalan pikiran generasi penerus bangsa, merusak sifat kemanusiaan dan toleransi. Mengkafirkan kepercayaan orang lain dan berteriak atas nama Tuhan Yang Maha Suci.

Padahal setiap keyakinan yang dirasakan oleh agama Islam adalah sama hal-nya dengan keyakinan yang dirasakan oleh agama Kristen, Hindu, Budha, Yahudi maupun yang lainnya. Keyakinan yang bersifat spiritual hanya bisa dirasakan secara personal dan sebagai manusia sejatinya  tidak berhak untuk menuntut  harus memiliki keyakinan yang sama.

“Sesungguhnya mengucapkan selamat pada hari besar suatu agama lain bukanlah sesuatu yang bersifat keburukan dan tidak pula diharamkan”

Saling menghargai dan toleransi tanpa rasa dengki akan menghasilkan hal yang lebih indah dibandingkan saling mencaci karena perbedaan. Tetaplah menjadi Indonesia yang kaya akan budaya dan baik etikanya!