Arsip Tag: #bhinnekatunggalika

Diskriminasi LGBT

shutterstock_32218075-640x426
guelphpride.com

Ditulis Oleh : Putri Puspita N

Di belahan negara-negara lain Lesbian-Gay-Bisexual-Transgender (LGBT) saat ini sedang memperjuangkan hak-hak nya untuk bisa diterima oleh lingkungan. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Melihat LGBT di Indonesia memang bukan hal yang asing lagi walaupun keberadaan mereka mendapat kecaman di lingkungannya karena dianggap telah menyalahi kodrat dan entah mengapa banyak warga yang membenci keberadaan mereka. Entah dasar apa, saat ini warga Indonesia lebih mudah untuk membenci daripada memahami. Lebih mudah untuk mencaci daripada berkaca pada diri sendiri. Lebih senang menebarkan kemarahan dan emosi daripada menciptakan kedamaian. Padahal negara ini adalah negara yang berbudi dan sudah menjadi budaya jika masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang berbudaya dan ber-etika.

Polemik LGBT menjadi persoalan yang serius di negeri ini bahkan Mentri Riset Teknologi dan Pendidikan (Menristek) menyebutkan dalam akun twitternya

10. Larangan sy terhadap LGBT masuk kampus apabila mreka mlakukan tindakan yg kurang terpuji seperti bercinta, atau pamer kemesraan dkampus.— Mohamad Nasir (@menristekdikti) January 24, 2016

Isi twitter ini memang agak sedikit geli, lalu apakah untuk non LGBT mereka boleh pamer kemesraan dan bercinta di kampus? hehe. Sudah jelas jika kampus adalah tempat proses mencari ilmu dan bersosialisasi dengan teman-teman dan saat ini bagi non LGBT pun tidak akan ada yang akan bercinta di kampus apalagi hingga ditonton oleh banyak orang. Bangsa ini ber-etika dan memiliki norma dan hal ini sudah tertanam di dalam jiwa bangsa karena budaya yang dimiliki sangatlah kuat. Untuk itu jangan samakan Indonesia dengan negara lain.

Menteri Nasir juga menyebutkan bahwa LGBT tidak diperbolehkan masuk kampus karena merusak moral. Bukankah sudah menjadi Hak Asasi Manusia bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan sama tanpa dibedakan SARA? Entah kenapa Indonesia saat ini menanamkan nilai-nilai “rasis” untuk warganya sendiri. Kebencian ditanam sejak dini sehingga yang timbul adalah bangsa ini tidak akan bisa berkembang karena tidak mampu menerima perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungan.

Negara yang memiliki tiang-tiang pemahaman nilai etika dan budaya yang mengajarkan untuk bersikap sopan santun seharusnya bisa melahirkan anak-anak bangsa yang dewasa dan mampu berdiri sendiri tanpa terpengaruh budaya lain. Ironinya, saat ini Indonesia sadar atau tidak sedang dipengaruhi oleh negara lain supaya budaya negara tersebut bisa masuk dan meracuni pikiran anak bangsa. Jika bangsa ini dewasa dan mampu menerima perbedaan, saya pikir jika mereka non LGBT tidak akan mudah untuk menjadi LGBT hanya karena proses “ikut-ikutan biar keren” karena bangsa ini sudah memiliki tiang yang kuat.

Ironinya bangsa Indonesia saat ini lebih memperdulikan hal-hal yang bersifat fisik yang baik tetapi buruk dalamnya, daripada menerima ide baru yang berbeda dengan lingkungan tetapi baik untuk kedamaian dan kenyamanan toleransi bangsa ini.

Saya pikir para LGBT di Indonesia pun sama hal-nya seperti pasangan normal lainnya, mereka tentu tidak akan berciuman atau doing sex di depan banyak orang. Karena bangsa ini saya tegaskan kembali memiliki ETIKA! Malahan, yang pacaran normal tidak jarang pamer kemesraan depan umum bahkan membuat orang-orang disekitarnya merasa terganggu, lalu mengapa LGBT harus di diskriminasi?

Tentu saja hal ini bertentangan dengan nilai-nilai keyakinan agama mayoritas yang ada di negara ini. Agama yang dahulu berisi nilai-nilai kebaikan kini berubah menjadi sebuah dogma yang begitu kuat, mengikat dan anti toleransi. Padahal telah disebutkan “Bagimu agamamu, bagiku agamaku.

Romo benny dalam acara talkshow di salah satu stasiun televisi menyebutkan jika di jaman dahulu Indonesia memiliki 1000 macam keyakinan yang berbeda hal ini di implementasikan dengan 1000 arca yang terdapat di candi prambanan dan saat itu bangsa Indonesia mampu hidup berdampingan tanpa kebencian. Tetapi saat ini nilai-nilai “bhineka tunggal ika” sudah tidak mampu lagi diterima sehingga ketika perbedaan muncul peperangan yang terjadi.

Seorang intelektual mampu berpikir dan mencipta yang baru.  Mereka harus bisa bebas di segala arus masyarakat yang kacau.” – Soe Hok Gie

 

 

Tetaplah Menjadi Indonesia

menjadi indonesia
tumblr.com

Selain kaya akan kekayaan alam dan budaya, Indonesia juga kaya akan perbedaan keyakinan. Bangsa Indonesia yang kaya dan katanya ingin menjadi sebuah negara yang maju ini sayangnya belum benar-benar bisa berdiri sendiri dan percaya akan kekayaan yang dimilikinya hingga akhirnya di jaman yang sudah maju ini Indonesia masih mudah dibodohi oleh para penguasa dari negara sendiri bahkan negara lain. Indonesia yang kaya akan budaya tentunya memiliki banyak perbedaan di setiap pulau-nya. Berbeda pulau berbeda pula budaya, agama dan cara berbicara. Perbedaan ini begitu indah karena setiap manusia sejatinya bisa belajar lebih banyak dari budaya yang  beragam ini. Sehingga muncul “Bhineka Tunggal Ika”

Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika yang berasal dari bahasa Jawa Kuna. Bhinneka artinya beraneka ragam,  sedangkan neka sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya aneka atau bermacam-macam. Tunggal artinya satu dan Ika itu adalah satu. Jadi Bhinneka tunggal ika adalah negara yang satu tetapi memiliki beraneka ragam perbedaan ras, suku, agama dan budaya dan bisa hidup berdampingan dengan menanamkan toleransi kepada setiap insan sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang penuh kedamaian tanpa peperangan.

Dari jaman nenek moyang, Indonesia sudah memiliki banyak sekali budaya yang berbeda dan hingga saat ini perbedaan yang beragam dan unik menjadi suatu keindahan tersendiri untuk Indonesia. Tetapi sayangnya, ada saja oknum-oknum yang tidak mau melihat Indonesia menjadi suatu bangsa yang besar sehingga mereka menciptakan sebuah perubahan kebudayaan hingga membuat perpecahan di tanah yang kaya raya ini.

Indonesia yang sudah jelas sebuah negara yang bertoleransi akan perbedaan kini menjadi negara yang tidak mampu menerima perbedaan. Salah satunya yang sedang gencar di tanamkan oleh bangsa lain yaitu “penanaman kebudayaan dan kepercayaan di Indonesia”. Indonesia saat ini tidak lagi saling menghargai sesamanya, ketika kepercayaan yang dimiliki berbeda maka ungkapan-ungkapan yang tidak sepantasnya diucapkan seperti “kafir, haram, tidak layak hidup di Bumi Tuhan”. Hal ini bisa disebut sebagai penjajahan yang dimulai melalui kebudayaan dan kepercayaan.

Agama di Indonesia

Indonesia tidak hanya memiliki satu kepercayaan. Indonesia bukanlah negara Kristen, Budha, Hindu, Yahudi, Islam atau kepercayaan lain yang belum pernah diketahui sebelumnya. Indonesia adalah kesatuan dari bermacam-macam kepercayaan yang ada. Tetapi, saat ini ada beberapa pihak yang ingin menjadikan Indonesia memiliki satu kepercayaan saja hanya karena kepercayaan tersebut adalah kepercayaan mayoritas yang dianut. Cara yang dilakukan oleh pihak tersebut juga sungguh ironi dimana mereka mulai merusak jalan pikiran generasi penerus bangsa, merusak sifat kemanusiaan dan toleransi. Mengkafirkan kepercayaan orang lain dan berteriak atas nama Tuhan Yang Maha Suci.

Padahal setiap keyakinan yang dirasakan oleh agama Islam adalah sama hal-nya dengan keyakinan yang dirasakan oleh agama Kristen, Hindu, Budha, Yahudi maupun yang lainnya. Keyakinan yang bersifat spiritual hanya bisa dirasakan secara personal dan sebagai manusia sejatinya  tidak berhak untuk menuntut  harus memiliki keyakinan yang sama.

“Sesungguhnya mengucapkan selamat pada hari besar suatu agama lain bukanlah sesuatu yang bersifat keburukan dan tidak pula diharamkan”

Saling menghargai dan toleransi tanpa rasa dengki akan menghasilkan hal yang lebih indah dibandingkan saling mencaci karena perbedaan. Tetaplah menjadi Indonesia yang kaya akan budaya dan baik etikanya!