Fear Is Nothing

tumblr_nywtpq0XUY1u9hwxho1_500
tumblr.com

Banyak manusia yang hidup akan ketakutan sehingga yang di dapatkan adalah kehancuran juga penderitaan bukan kebahagiaan ataupun kedamaian. Ketakutan akan masa depan maupun masa lampau bisa mempengaruhi kehidupan seseorang. Ketika manusia hidup dalam ketakutan semua yang dia lakukan akan terus berujung kekhawatiran sehingga energi negatif di pikirannya terus bermunculan begitu pula kenyataan yang terjadi di kehidupannya akan berakhir di penderitaan.

Manusia yang hidup akan ketakutan masa depannya akan selalu dibayang-bayangi akan hal-hal yang tidak di inginkan seperti pencapaian target yang takut tidak akan sesuai ataupun ketakutan akan sesuatu yang menyakitkan. Biasanya manusia yang takut akan masa depan karena tidak siap akan perubahan sehingga tidak mampu meninggalkan masa lampau.

Kenyataan bahwa waktu bukanlah sesuatu yang diperhitugkan dan ditakutkan karena hal itu semua dibentuk oleh pikiran manusia sendiri.

Sehingga sikap dan perilaku yang dituturkan menjadi sebuah bentuk akan kejadian di masa lampau yang bisa disebut sebagai trauma karena kejadian tersebut mengguncangkan perasaan seseorang. Untuk menjadi manusia yang seutuhnya mencapai ketenangan cobalah untuk “berserah diri” dan memang untuk bisa sampai ke tahap ini bukanlah hal yang mudah. Akan banyak perjalanan panjang yang akan membuat manusia tercengang sehingga satu-satunya jalan adalah berserah diri kepada Yang Memiliki.

Ram Dass : Be Here Now

Ram Dass pernah menyebutkan bahwa ” manusia tidak bisa berpikir di dalam ruang dan waktu. Dengan adanya ruang dan waktu, manusia tidak bisa berpikir secara jernih dan bebas. Ketika dikhawatirkan dengan waktu yang terus berjalan manusia akan berpikir untuk menyusun strategi akan kehidupan di masa depannya, kekhwatiran akan usia, tekanan akan lingkungan juga masyarakat, teman-teman yang menghilang dan sulit untuk menanamkan kepercayaan untuk orang-orang yang baru. Semuanya menjadi bentuk kekhawatiran sehingga untuk bisa lepas dan berpikir dengan tenang bukan lagi hal yang gampang.

Setiap manusia seharusnya bisa percaya akan dirinya sendiri, percaya bahwa setiap jiwa memiliki kemampuan yang luar biasa, bahwa kekuatan pikiran manusia ketika sudah tidak terikat akan ruang dan waktu akan mencapai limit sehingga kekhawatiran akan segala hal menghillang. Manusia akan sadar bahwa dirinya adalah sebuah kebahagiaan yang ada di alam semesta ini.

Teori Evolusi Darwin

Teori evolusi Charles Darwin adalah teori evolusi yang didasarkan pada teori Seleksi Alam, yang pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin dalam bukunya “On the Origin of Species” atau “Asal Usul Spesies” yang diterbitkan tahun 1859.

Teori evolusi Darwin menyebutkan bahwa “untuk mempertahankan hidupnya makhluk hidup akan bersaing, dimana individu yang akan tetap hidup adalah individu yang bisa menyesuaikan dirinya dengan alam lingkungannya (seleksi alam)”

Darwin menyatakan bahwa individu-individu yang berasal dari spesies yang sama akan menunjukkan adanya variasi diantara mereka. Kemudian individu-individu yang memiliki sifat menguntungkan akan terus hidup dan berkembang biak. Akhirnya setelah banyak generasi, sifat-sifat menguntungkan menjadi lebih umum, sehingga populasi berkembang terdiri dari sifat yang menguntungkan saja.

Manusia Saat Ini

Begitu juga hal-nya dengan saat ini, manusia yang tidak mampu bertahan akan kejadian masa lampau dan tidak mampu menghadapi masa depan sudah dipastikan akan lebih cepat menghadapi kematian karena jiwanya yang tidak sehat.  Padahal hakikat manusia yang telah dilahirkan ke bumi yang indah ini adalah mendapatkan kebahagiaan dan menjaga alam yang tidak semestinya dirusak oleh ego manusia yang begitu liar.

Lihat saja petinggi negara saat ini banyak hal-hal yang salah menjadi benar karena adanya “the power of money”. Yang salah tetap benar, yang benar bisa menjadi salah atau bahkan akan kalah dengan seleksi alam yang sudah hancur saat ini. Kasihan. Banyak manusia yang sudah diperbudak akan kekuasaan juga uang. Mereka sudah tidak mengikuti hati nuraninya melainkan ego-nya yang begitu kuat (itulah yang disebut setan dalam diri). Ketika mereka tidak mampu menguasai dan mengenal dirinya sendiri, maka ego yang menguasainya. Bumi pun menangis, bencana alam dimana-mana itulah salah satu bentuk ulah manusia sendiri bukan salah satu kemarahan Tuhan seperti yang sering diperbincangkan.

Bukankah Yang Maha Pencipta itu tidak serupa dengan manusia yang bisa kecewa dan dilampiaskan dengan amarah ketika kekecewaan yang didapatkan?

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar